THE STORM IS COME

Akhir bulan Juni, 1 minggu sebelum lebaran kami sekeluarga dapet kabar yang menguji hati banget. Papa divonis menderita kanker paru-paru.

Gejala awalnya : Papa batuk2 ga sembuh2 yg kita kira awalnya mungkin TBC karena papa perokok berat, sewaktu batuk kita bawa ke klinik tetapi masih tidak sembuh dan akhirnya kita bawa ke RS Tzu Chi. Dari Budha Tzu chi kita Tanya “dok apa ini TBC” dokter dengan yakinnya langsung bilang bukan. Trus dokter langsung bilang ayok kita rontgen dulu. Selesai Rontgen Papa diminta keluar dan gue beserta adik g disuru ikut keruang rontgen untuk liat hasilnya. dan hasilnya ada masa (sesuatu benda aneh) berbentuk benjolan diparu2 papa. Seketika lutut gue lemes, OMG what the is thatttttttt. Dari sana dokter belum bias pastikan, dia minta kita untuk konsul ke dokter spesialis.

3 Hari sesudahnya jumat sore papa sesak napas dan langsung kita bawa ke UGD salah satu RS Swasta di jakut RS P**. disana ditangani dokter ahli paru yang langsung memvonis kemungkinan memang ini tumor atau kanker. Papa g pun dirawat di ruang HCU (1 kelas dibawah ICU) tetapi ada dokter jaga yang memaksa kalo bokap g harus masuk ICU dengan alasan alat diruang ICU lengkap, dan dgn kondisi papa g ditakutkan napas bisa berhenti sewaktu2 dan kalau sudah berhenti baru ke ICU dibilang sudah TELAT!!! Dr juga menjelaskan kalau argo di ruang ICU itu bisa 15 jt sehari WHAT THE HELL!!! Enak aja main paksa masuk dipikir bayar pake rumput ilalang. gue ngotot tetep di HCU aja toh disana juga ada dokter jaga dan suster, masa mereka segitu B*GO nya ga bisa liat kondisi bokap gue sampe harus nunggu napasnya putus. Dengan kegigihan gue akhirnya papa tetep di HCU dengan ancaman dari Dokter ke gue..iyah gue karena gue anak pertama jadi gue yang disuru bertanggung jwab “Kalo ada apa2 ibu sudah tau yah akibatnya” dan gue jawab OKEH.

Papa langsung menjalani test2, cityscan blablabla…dari hasil city scan dokter memastikan kalau ini memang kaker paru tapi harus tetap dipastikan dengan BIOPSI (pengambilan jaringan). Seiring waktu g dan ade2 g mulai berpikir keras karena biaya RS disana yg mahal dan ga mungkin terus disana tanpa tindakan, bayangkan baru 6 hari sudah 30 jt. OMG Kuatkan hatiku. Kita mulai terpikir 1 alternative yaitu BPJS. Dan perjalanan Bpjs ini pun dimulai.

Leave a comment